Ketika negeri ini gagal mendudukkan wanita menjadi Presiden pada pemilu 2016 lalu. KKIH berhasil menemukan calon presiden (yang lazim disebut ‘ketua’) yang keduanya wanita.
Kiranya kita perlu bersyukur dan bangga. Sebab sebentar lagi KKIH akan memiliki seorang ketua pengurus yang juga adalah seorang ibu.
Bukan maksud kami untuk menekankan pentingnya emansipasi. Realita ini mengingatkan kita bahwa menjadi ketua Pengurus KKIH adalah suatu panggilan universal untuk melayani umat Allah.
Terima kasih khususnya kepada Anita Gerungan dan Windra Sugiaman yang telah merespon positif panggilan Allah dan bersedia untuk maju ke babak pemilihan berikutnya, yang nanti akan dijelaskan teknis pelaksanaannya oleh Frankie.
Terima kasih pula kepada para calon lain yang telah bersedia merenungkan pencalonan dirinya dalam konteks panggilan. Kami menghargai apapun keputusan kalian. Masih banyak kesempatan lain untuk melayani di masa depan.
Akhirnya terima kasih kepada segenap umat yang telah berpartisipasi dalam pemilihan. Yakinlah bahwa kalian juga dipanggil Allah untuk melayani. Sebelum menetapkan pilihanmu, renungkanlah apa yang bisa kalian sumbangkan demi pelayanan umat Allah di KKIH. Hubungi siapapun Ketua terpilih dan nyatakan bahwa kalian terpanggil melayani dan siap membantunya.
Kita sering meragukan kesiapan dan kemampuan diri untuk mengemban suatu tugas. Kita lupa bahwa Allah tidak hanya membutuhkan peran serta aktif kita. Sekaligus Dia membimbing kita dalam melaksanakan kehendak-Nya. Tuhan punya kriteria berbeda dengan kita. Karenanya, jangan takut. Berikut ini tiga kisah dalam Perjanjian Lama sebagai ilustrasi.
Musa awalnya menolak perintah Tuhan karena meragukan dirinya yang gagap bicara bisa meyakinkan Firaun untuk membebaskan bangsa Israel ke luar Mesir.
Yunus (Jonah) melarikan diri kala Allah mengutusnya pergi ke Ninive agar raja dan rakyat bertobat. Allah berbelas kasih dan mengutus ikan menyelamatkan Yunus. Akhirnya, penduduk dan raja Ninive bertobat atas nasihat Yunus.
Samuel sempat bingung, karena Allah menetapkan si bungsu Daud sebagai raja berdasarkan isi hati, bukan seperti layaknya kita yang menekankan pada kriteria kepantasan (paras muka, sarat pengalaman, bobot pendidikan, garis keturunan).
Allah memerlukan kita untuk bersikap pasrah, percaya dan berpengharapan kepada-Nya ketika melaksanakan kehendak-Nya. Namun, bagaimana kita tahu bahwa Allah memanggil kita?
Kita sering ragu bahwa Allah telah, sedang dan akan terus memanggil kita. Kita membutuhkan tanda. Namun tanda dahsyat hampir jarang terjadi – semak berapi, petir menyambar, laut terbelah, manna turun dari langit dll.
Allah sering memanggil kita dalam keheningan dengan suara yang lembut. Untuk itulah kita perlu terus melatih diri agar semakin mampu menenangkan batin dan menjadi semakin peka.
Hendaknya kita meneladani Samuel kecil yang selalu waspada mendengar panggilan lembut Allah. Awalnya, Samuel pikir Elias yang memanggilnya. Hingga kali yang ke tiga, Samuel menghadap Tuhan sesuai saran Elias. Lalu Samuel berdoa: “Bersabdalah Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan.”
Semoga rahmat Allah membuat kita semakin berani mengikuti ajakan Yesus untuk menyangkal diri (artinya menanggalkan rasa takut dan ketidakyakinan diri), sanggup memanggul salib (apapun resiko) dan mengikuti Dia (pasrah, percaya, dan berpengharapan bahwa Dialah yang akan memampukan kita untuk menjadi bagian dari rencana-Nya) untuk melayani Allah dan sesama.
Semoga semangat Paskah yang kita rayakan mendorong kita untuk lebih mencintai Yesus yang telah mati untuk kita, sahabat-Nya.
Selamat melanjutkan proses pemilihan Ketua KKIH periode 2019-2021.
Houston, 21 April 2019
Komisi Pemilihan Ketua KKIH
Fadjar dan Frankie