Baru-baru ini seorang ibu datang kepada saya untuk meminta doa bagi anaknya agar mendapatkan pekerjaan. Saya mengajak ibu itu untuk berdoa bersama. Dua hari berselang ibu ini menelepon untuk beritahu saya bahwa anaknya sudah mendapat pekerjaan. Dia berterima kasih kepada saya atas terkabulnya doa buat anaknya. Secara spontan saya bereaksi: “Loh kenapa terima kasihnya kepada saya? Bukankah Tuhan yang telah berbaik hati kepada anak ibu?”

Sebagai pastor, saya sering diberi kredit yang seharusnya dikembalikan kepada Tuhan sebagai sumber segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Kisah ini juga mengingatkan saya ketika Yesus bersabda: “Berdirilah, dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Luk 17:19). Sabda ini ditujukan kepada salah satu dari 10 penderita kusta, seorang Samaria, yang kembali kepada Yesus untuk berterimakasih karena telah disembuhkan. Dalam kisah ini orang Samaria itu diberi kredit oleh Yesus karena iman dan kepercayaannya.

Kembali kepada cerita ibu tadi, apa yang membuat dia datang kepada seorang pastor untuk meminta doa bagi anaknya adalah iman. Maka iman ini pula yang menggerakkan Tuhan untuk menunjukkan belas kasih-Nya kepada sang anak.

Tentu Tuhan menginginkan agar kita (anak-anak-Nya) menjadi orang yang beriman. Dalam konteks inilah KKIH lahir dan terus berkembang hingga kini. Kiranya sulit bagi kita membayangkan keadaan KKIH kini, ketika didirikan 14 tahun lalu. Dengan iman inilah, kita merelakan diri dituntun Tuhan melewati segala rintangan dan tantangan.

Beriman berarti memiliki hati yang tetap percaya dan yakin sekalipun pada awalnya masih tampak samar dalam pandangan mata kita. Kita mudah ragu ketika menghadapi realita yang bertolak belakang dengan harapan kita. Namun dengan iman, kita percaya dan berpengharapan kepada Dia yang mencintai dan memilihkan yang terbaik bagi kita.

Semoga Roh Tuhan aktif menggerakkan hati kita umat-Nya agar iman kita semakin bertumbuh dan menghasilkan buah. Dan semoga kita terus beriman teguh kepadaNya di tahun-tahun mendatang.